Caplok Ula merupakan salah satu
permainan tradisional yang digemari anak-anak desa. Tidak ada yang mengetahui
siapa pencipta permainan ini. Permainan ini sudah ada sejak tahun 1960-an. Tahun
2000 permainan ini merupakan salah satu permainan yang digemari di kalangan
anak-anak di Dukuh Candi Mulyo, Kiringan, Boyolali. Biasanya sore hari, sekitar
pukul tiga anak-anak berkumpul di halaman rumah yang luas kemudian memainkan
permainan ini.
Permainan ini membutuhkan
area yang agak luas, semakin banyak yang bermain, maka semakin luas area
permainnya. Biasanya dimainkan oleh sepuluh orang, akan tetapi tiga orang sudah
bisa memainkan permainan ini.
Langkah pertama
yang dilakukana adalah mencari halaman yang luas, kemudian dibuat gambar sesuai
skema di bawah ini. dalam membuat gambar, besar kecilnya menggunakan perkiraan.
Dan ketika membuat gambar menggunakan ranting pohon, kayu, kadang-kadang
menggunaka batu kapur atau biasa disebut gamping.
Mula-mula
membuat badan kepik terlebih dahulu, kemudian membuat kepala kepik, dan
terakhir membuat garis tengah yang pan jang di sepanjang badan kepik. Setelah area
bermain jadi, langkah selanjutnya adalah hompimpah,
begitu anak-anak Dukuh candi Mulyo menyebutnya. Tujuan dari hompimpah untuk menentukan siapa yang
menjadi pemain jaga, yang posisinya berada di kepala kepik, tidak boleh keluar
dari garis. Sedangkan yang lainnya berada di badan kepik atau area yang luas
dan tidak boleh keluar dari garis. Biasanya yang kalah ketika hompimpah, dialah yang jaga.
Cara memainkan
permainan ini adalah dengan mngikuti instruksi dari pemain yang jaga. Jika
tidak dapat mengikuti dengan baik, maka ia yang jaga. Ada beberapa instruksi
dalam permainan ini, yaitu
1. Caplok ula
2. Tugu lilin
3. Tugu mandheg
4. Kursi goyang
5. Kursi anteng
6. Kursi tumpuk-tumpuk
7. Kursi tumpuk-tumpuk
goyang
Pemain
jaga harus pandai mengecoh instruksi apa yang akan diberikan kepada pemain yang
tidak jaga. Dan pemain yang tidak jaga juga harus cermat dan jeli memperhatikan
kira-kira instruksi apa yang akan diberikan oleh pemain yang jaga. Posisi awal
para pemain yang tidak jaga adalah berda di garis tengah badan kepik.
Ketika
pemain jaga mengatakan caplok ula, dia
berlari urut garis tengah badan kepik dengan merentangkan kedua tangannya.
Ketika ada pemain yang terkena tangan pemain jaga, maka ia yang gantian jaga.
Jika tidak ada maka pemain yang jaga tetap jaga.
Ketika pemain jaga mengatakan tugu lilin, maka semua pemain berdiri
berjajar, kemudian kedua tangan diajukan ke depan sejajar dengan posisi mata.
Jari telunjuk disatukan dengan jari telunjuk dan jempol disatukan dengan
jempol. Sehingga membentuk segi empat.tugas pemain jaga adalah ke area pemain
yang tidak jaga kemudian meniup sebanyak tiga kali di tengah segi empat tadi.
Jika pemain yang tidak jaga matanya berkedip ketika ditiup, maka ia ganti jaga.
Ketika
pemain jaga mengatakan tugu mandheg, maka
semua pemain yang tidak jaga harus menjadi patung, dengan kata lain tidak boleh
bergerak di mana pun posisinya. Sementara itu, pemain jaga mengelilingi garis
tepi badan kepik, dengan merentangkan kedua tangannya. Jika ada pemain yang
terkena tangan pemain jaga maka ia kalah, dan harus menggantikan pemain jaga.
Ketika
pemain jaga mengatakan kursi goyang, maka
semua pemain yang tidak jaga duduk jongkok dengan kedua tangan juga ikut
sebagai tumpuannya. Pemain jaga kemudian duduk di atas pemain yang tidak jaga
sambil bergoyang-goyang, apabila pemain yang tidak jaga jatuh dan pantatnya
menyentuh tanah, maka ia ganti sebagai pemain jaga.
Ketika
pemain jaga mengatakan kursi anteng, maka
semua pemain yang tidak jaga duduk jongkok dengan kedua tangan juga ikut
sebagai tumpuannya. Pemain jaga kemudian duduk di atas pemain yang tidak jaga,
apabila pemain yang tidak jaga jatuh dan pantatnya menyentuh tanah, maka ia
ganti sebagai pemain jaga.
Ketika
pemain jaga mengatakan kursi
tumpuk-tumpuk, maka semua pemain yang tidak jaga duduk jongkok dengan kedua
tangan juga ikut sebagai tumpuannya, dan di atasnya duduk pemain lain, seterusnya
sesuai jumlah pemain yang tidak jaga. Pemain jaga kemudian duduk di atas sendiri
di tumpukan pemain yang tidak jaga, apabila susunan kursi runtuh, dan pemain
yang tidak jaga jatuh dan pantatnya menyentuh tanah, maka ia ganti sebagai
pemain jaga, jika yang jatuh lebih dari satu, maka yang jaga ditentukan dengan
cara hompimpah. Yang kalah kemudian
jadi yang jaga.
Ketika
pemain jaga mengatakan kursi
tumpuk-tumpuk goyang, maka semua pemain yang tidak jaga duduk jongkok
dengan kedua tangan juga ikut sebagai tumpuannya, dan di atasnya duduk pemain
lain, seterusnya sesuai jumlah pemain yang tidak jaga. Pemain jaga kemudian
duduk di atas sendiri di tumpukan pemain yang tidak jaga sambil
bergoyang-goyang, apabila susunan kursi runtuh, dan pemain yang tidak jaga
jatuh dan pantatnya menyentuh tanah, maka ia ganti sebagai pemain jaga, jika
yang jatuh lebih dari satu, maka yang jaga ditentukan dengan cara hompimpah. Yang kalah kemudian jadi yang
jaga.
Begitulah
cara bermain permainan caplok ula.
Dengan instruksi yang diberikan sesuka hati pemain yang jaga. Permainan ini
berakhir ketika anak-anak sudah mulai bosan atau merasa capek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar