Minggu, 14 Desember 2014

Caplok Ula

Caplok Ula merupakan salah satu permainan tradisional yang digemari anak-anak desa. Tidak ada yang mengetahui siapa pencipta permainan ini. Permainan ini sudah ada sejak tahun 1960-an. Tahun 2000 permainan ini merupakan salah satu permainan yang digemari di kalangan anak-anak di Dukuh Candi Mulyo, Kiringan, Boyolali. Biasanya sore hari, sekitar pukul tiga anak-anak berkumpul di halaman rumah yang luas kemudian memainkan permainan ini.
Permainan ini membutuhkan area yang agak luas, semakin banyak yang bermain, maka semakin luas area permainnya. Biasanya dimainkan oleh sepuluh orang, akan tetapi tiga orang sudah bisa memainkan permainan ini.
Langkah pertama yang dilakukana adalah mencari halaman yang luas, kemudian dibuat gambar sesuai skema di bawah ini. dalam membuat gambar, besar kecilnya menggunakan perkiraan. Dan ketika membuat gambar menggunakan ranting pohon, kayu, kadang-kadang menggunaka batu kapur atau biasa disebut gamping.
Mula-mula membuat badan kepik terlebih dahulu, kemudian membuat kepala kepik, dan terakhir membuat garis tengah yang pan jang di sepanjang badan kepik. Setelah area bermain jadi, langkah selanjutnya adalah hompimpah, begitu anak-anak Dukuh candi Mulyo menyebutnya. Tujuan dari hompimpah untuk menentukan siapa yang menjadi pemain jaga, yang posisinya berada di kepala kepik, tidak boleh keluar dari garis. Sedangkan yang lainnya berada di badan kepik atau area yang luas dan tidak boleh keluar dari garis. Biasanya yang kalah ketika hompimpah, dialah yang jaga.
Cara memainkan permainan ini adalah dengan mngikuti instruksi dari pemain yang jaga. Jika tidak dapat mengikuti dengan baik, maka ia yang jaga. Ada beberapa instruksi dalam permainan ini, yaitu
1.    Caplok ula
2.     Tugu lilin
3.     Tugu mandheg
4.     Kursi goyang
5.     Kursi anteng
6.     Kursi tumpuk-tumpuk
7.     Kursi tumpuk-tumpuk goyang
Pemain jaga harus pandai mengecoh instruksi apa yang akan diberikan kepada pemain yang tidak jaga. Dan pemain yang tidak jaga juga harus cermat dan jeli memperhatikan kira-kira instruksi apa yang akan diberikan oleh pemain yang jaga. Posisi awal para pemain yang tidak jaga adalah berda di garis tengah badan kepik.
Ketika pemain jaga mengatakan caplok ula, dia berlari urut garis tengah badan kepik dengan merentangkan kedua tangannya. Ketika ada pemain yang terkena tangan pemain jaga, maka ia yang gantian jaga. Jika tidak ada maka pemain yang jaga tetap jaga.
 Ketika pemain jaga mengatakan tugu lilin, maka semua pemain berdiri berjajar, kemudian kedua tangan diajukan ke depan sejajar dengan posisi mata. Jari telunjuk disatukan dengan jari telunjuk dan jempol disatukan dengan jempol. Sehingga membentuk segi empat.tugas pemain jaga adalah ke area pemain yang tidak jaga kemudian meniup sebanyak tiga kali di tengah segi empat tadi. Jika pemain yang tidak jaga matanya berkedip ketika ditiup, maka ia ganti jaga.
Ketika pemain jaga mengatakan tugu mandheg, maka semua pemain yang tidak jaga harus menjadi patung, dengan kata lain tidak boleh bergerak di mana pun posisinya. Sementara itu, pemain jaga mengelilingi garis tepi badan kepik, dengan merentangkan kedua tangannya. Jika ada pemain yang terkena tangan pemain jaga maka ia kalah, dan harus menggantikan pemain jaga.
Ketika pemain jaga mengatakan kursi goyang, maka semua pemain yang tidak jaga duduk jongkok dengan kedua tangan juga ikut sebagai tumpuannya. Pemain jaga kemudian duduk di atas pemain yang tidak jaga sambil bergoyang-goyang, apabila pemain yang tidak jaga jatuh dan pantatnya menyentuh tanah, maka ia ganti sebagai pemain jaga.
Ketika pemain jaga mengatakan kursi anteng, maka semua pemain yang tidak jaga duduk jongkok dengan kedua tangan juga ikut sebagai tumpuannya. Pemain jaga kemudian duduk di atas pemain yang tidak jaga, apabila pemain yang tidak jaga jatuh dan pantatnya menyentuh tanah, maka ia ganti sebagai pemain jaga.
Ketika pemain jaga mengatakan kursi tumpuk-tumpuk, maka semua pemain yang tidak jaga duduk jongkok dengan kedua tangan juga ikut sebagai tumpuannya, dan di atasnya duduk pemain lain, seterusnya sesuai jumlah pemain yang tidak jaga. Pemain jaga kemudian duduk di atas sendiri di tumpukan pemain yang tidak jaga, apabila susunan kursi runtuh, dan pemain yang tidak jaga jatuh dan pantatnya menyentuh tanah, maka ia ganti sebagai pemain jaga, jika yang jatuh lebih dari satu, maka yang jaga ditentukan dengan cara hompimpah. Yang kalah kemudian jadi yang jaga.
Ketika pemain jaga mengatakan kursi tumpuk-tumpuk goyang, maka semua pemain yang tidak jaga duduk jongkok dengan kedua tangan juga ikut sebagai tumpuannya, dan di atasnya duduk pemain lain, seterusnya sesuai jumlah pemain yang tidak jaga. Pemain jaga kemudian duduk di atas sendiri di tumpukan pemain yang tidak jaga sambil bergoyang-goyang, apabila susunan kursi runtuh, dan pemain yang tidak jaga jatuh dan pantatnya menyentuh tanah, maka ia ganti sebagai pemain jaga, jika yang jatuh lebih dari satu, maka yang jaga ditentukan dengan cara hompimpah. Yang kalah kemudian jadi yang jaga.

Begitulah cara bermain permainan caplok ula. Dengan instruksi yang diberikan sesuka hati pemain yang jaga. Permainan ini berakhir ketika anak-anak sudah mulai bosan atau merasa capek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar